Inuyasha

Jumaat, 2 Ogos 2013

NON DHERA

Non Dhera Anggia Putri Prawitasari awalnya adalah seorang mojang Cianjur yang hidup dengan kehidupan layaknya gadis biasa seumurannya. Namun keadaan itu mulai berubah seiring berjalannya waktu. Usaha dan kerja kerasnya untuk terus berlatih dan belajar dari kesalahan, mengantarkan Dera sebagaimana ia sering dipanggil ke gerbang kesuksesan. Awal dari kesuksesan Dera adalah ketika ia mengikuti ajang Indonesian Idol 2012 dimana seleksi demi seleksi yang semakin hari semakin ketat ia lewati dengan penuh kesabaran dan semangat yang tak pernah padam dari lubuk hatinya. Sebebenarnya awal karir Dera berawal sejak ia duduk dibangku Sekolah Menengah Atas dimana ia menjadi anggota dari beberapa band indie Cianjur seperti Say'A , Killed By Best Friend, dan masih ada beberapa lagi band pernah disinggahi Dera. Namun jalan Dera ternyata lebih lapang ke arah kompetisi pencarian bakat menyanyi yang saya sebutkan sebelumnya. Meskipun Dera hanya bisa menjebolkan namanya sebagai juara 7 namun kualitas suara Dera sudah dijamin oleh Agnes Monica. Sehinnga pamor Dera tak kalah dengan "the winner and the runner up". Bahkan semakin hari semakin banyak saja anggota DHERACTIONS dari seluruh Indonesia. Dari sabang sampai merauke. Hampir disetiap kabupaten di Indonesia memliki fanbase untuk Dera-nya masing-masing. Tentu dengan karakteristik dan watak admin-adminnya yang berbeda-beda. DHERACTIONS memiliki peranan besar terhadap kemajuan karir Dera. Dengan kata lain DHERACTIONS adalah sebagian dari urat nadi diperjalanan karir Dera sampai sekarang ini. Nama Dera bukanlah nama yang dipandang sebelah mata. Bahkan nama besar seperti Anji pun turut tersedot pesona suara Dera yang unik dan berkarakter. Suara Dera yang unik pun mampu pula membius Ade dan Jeje Govinda sehingga mereka bersama-sama memutuskan untuk membuat sebuah band yang ber'aran'kan EBONY. Dengan formasi Dera sebagai pokalis, Anji sebagai basis, Ade sebagai gitaris, dan Jeje sebagai dramer. Mereka telah melahirkan sebuah karya yang berbentuk susunan-susunan nada yang sangat elok untuk didengarkan. Single perdana mereka mereka 'aran'kan Kekasih Selamanya. Pidioklip mereka pun telah rampung dibuat beberapa bulan yang lalu. Mau lihat????

ini link-nya :D




Dan kabarnya EBONY pun dikabarkan akan segera melahirkan single keduanya yang ber'aran' Ingat Tuhan Ingat Pacar.

OKEE POKOKNYA SUKSES TERUS BUAT DERA. :D

DAN PASTINYA EBONY JUGA :)





salam DHERACTIONS :D

Jumaat, 5 Julai 2013

MEGA UTAMI (Penyanyi Cilik '90)


 Si Cantik ini selalu melekat dihati. Bagaimana tidak? Suaranya yang sangat indah dan wajahnya yang ayu tak mudah dilupakan. Sifatnya pun humble. Mayoritas anak-anak yang tumbuh ditahun 2000an pasti mengenalnya. Lagu-lagunya selalu diperdengarkan di radio-radio seluruh Indonesia. Meski sebagian lagunya adalah lagu recycle. Namun dengan versinya sendiri Mega mampu melampaui popularitas penyanyi aslinya dengan lagu-lagu yang ia recycle.







Ini adalah lirik lagu TERSANJUNG. Lagu ini adalah original soundtrack dari sinetron TERSANJUNG di tahun 2000an.


Tersanjung - Mega Utami

Hari berganti hari
Seolah waktu akan berlari
Kejar sesal di hati
Sejak aku ditinggal mama pergi
Hari-hariku jadi sunyi
Oh..oh

Tak kuanggap pesanmu
Kuanggap semua itu palsu
Hanya tuk menghiburku
Ternyata kau buktikan kepadaku
Kau begitu sayang padaku

Ku tersanjung
Ku sayang mama oh..oh
Ku tersanjung
Tuk Selamanya oh..oh
Ku tersanjung
Oh janganlah
Mama tinggal ku pergi

Tak kuanggap pesanmu
Kuanggap semua itu palsu
Hanya tuk menghiburku
Ternyata kau buktikan kepadaku
Kau begitu sayang padaku

Ku tersanjung
Ku sayang mama oh..oh
Ku tersanjung
Tuk Selamanya oh..oh
Ku tersanjung
Oh janganlah
Sia-siakan
Campakan aku

Ku tersanjung
Ku sayang mama oh..oh
Ku tersanjung
Tuk Selamanya oh..oh
Ku tersanjung
Oh janganlah
Mama tinggal ku pergi




MEGA UTAMI (Penyanyi Cilik '90)


Mega Utami (lahir 2 April 1992) adalah seorang aktris asal Indonesia. Ia memulai kariernya sebagai artis lewat sinetron Tersanjung yang diproduksi oleh Multivision Plus. Saat ini, Utami sedang melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2008. Gadis cantik berusia 21 tahun ini adalah idola masa kecil saya. Ibu saya sering membelikan kaset-kaset album kompilasi dan solonya sewaktu saya kecil. Kini kaset-kaset tersebut sebagian sudah tidak bisa diputar. Namun saya masih sering melihat video klip jaman dulu Mega di youtube. Sensasi masa kecil pun masih kental terasa. Dan saya masih menganggap Mega masih sama kecilnya seperti dulu. Namun sekarang Ia sudah dewasa. Inilah foto Mega Utami saat ini...




mirip saya bukan?

Foto


Jaman SMP memang jamannya narsis. Tiap ada kamera on pasti langsung bergaya se-cantik/se-ganteng mungkin. Atau setidaknya terlihat unyu-unyu. Menurut Bloggie apa sih fungsi foto itu? untuk digunakan sebagai foto profil facebook? avatar twitter? display picture blackberry messenger? atau hanya sekedar untuk seru-seruan di instagram?. Kalau menurut saya, foto sangat berguna untuk mengenang suatu masa atau kejadian yang telah lalu dimasa sekarang. Asalkan bukan foto yang ....yaaaangg....yaaanggg ..yang itulah pokoknya. Jadi, jangan segan untuk berfoto ria.


Rabu, 3 Julai 2013

ilmi edan

marahi bingung dewe eerrrrr _-

Kamis ceria.. :)

Selamat pagi, selamat hari Kamis. Hari ini penuh dengan antusias. PPDB online nya kemarin semoga lolos ya kawan-kawan semua :)

Ahad, 30 Jun 2013

PPDB

Hai Bloggie, pagi ini lumayan sibuk. Hiruk pikuk calon peserta didik baru terlihat di halaman dan Aula SMPN 1 Bandung, Tulungagung. Well well well sempit sesak mulai terasa. sebagai alumni saya patut bangga atas antusias CPDB. Semoga Adik-adik bisa diterimadi SMP kebanggaan kita ini. Good Luck...

Cerpen



                                                Oleh : Luvia Chrismonita

senandung anak mentari
          Arif adalah anak kecil berusia 12 tahun yang hidup di tengah-tengah kondisi yang mungkin bisa dibilang serba kekurangan. Ayah Arif adalah seorang nelayan. Sementara ibunya seorang buruh cuci. Penghasilan per-hari pun tak seberapa. Hanya cukup untuk sekedar membeli beras bakal nasi dan berlaukkan garam. Bahkan tak jarang mereka pun rela tak makan. Demi apa?. Demi pendidikan anak mereka. Kemauan, keteguhan dan sifat Arif yang rajin, membuat orang tuanya merasa tak tega untuk mematahkan mimpi sekaligus cita-citanya. Mimpi yang sering ia ceritakan kepada orang tuanya bahwa ia sangat ingin menjadi seorang arsitek.

          Pagi hari Arif selalu bersemangat menjemput ilmu dibalik mentari, ditangan kanannya ia menenteng tas yang ia buat sendiri dari karung goni. Tas tersebut berisikan buku-buku usang namun penuh akan ilmu. Sementara ditangan kirinya ia mencengkram erat sumber rejeki tambahan untuk keluarganya. Sepulang sekolah biasanya ia tak akan langsung pulang ke rumah sederhananya. Namun ia akan memungut rejekinya terlebih dahulu di jalan raya dengan cara berjualan koran. Tentu uang yang Arif hasilkan tak sebanyak pendapatan seorang koruptor. Meskipun sedikit namun Arif tetap mensyukurinya, karena ia yakin sedikit uang tapi halal akan lebih bermanfaat dibandingkan dengan banyak uang tapi didapat dengan cara tak halal.

          Mentari siang bolong tentu terasa menyengat selaksa ingin membakar kulit tipis bocah 12 tahun yang sedang berjuang demi membantu kedua orang tuanya. Namun semangat Arif tak mudah terpatahkan hanya dengan sengat mentari siang itu. Setiap hari Arif selalu mengalah dan berkawan dengan Sang Mentari, jadi sengatnya pun menjadi kawan baginya.

          Suara merdunya menyerukan asa yang tertambat pada sebuah pengharapan disetiap exemplar Koran yang ia jual. “Korannn..koran...”. Dan tak jarang ia juga sedikit bersenandung tentang mimpi dan asanya dijalanan bahkan tak jarang orang-orang mengira ia seorang pengamen bersuara berlian. Sebagian dari mereka memberikan uang tanpa meminta korannya. Padahal Arif bukan pengamen. Tentu Arif menolak dan tetap memberikan Koran kepada orang yang memberinya uang. Tanpa menghiraukan kulit sawo matangnya yang kini berubah menjadi kehitaman karena sengat matahari, ia terus menawarkan kesana kemari Koran dagangannya sambil bernyanyi lagu yang ia buat. Namun lagu yang ia senandungkan itu belum berjudul.  Senantiasa ia Menyusuri trotoar, dan mengitari mobil dan motor yang berhenti di lampu merah jalanan kota menawarkan Koran-korannya kepada calon pembeli.

          Hari ini memang tak seluruh korannya laku terjual. Namun setidaknya sedikit rejeki hari ini bisa membantu mengenyangkan perutnya dan keluarganya. Sisa Koran hari ini akan ia kembalikan pada sang juragan, sekaligus membagi hasil jualannya. Dan tak lupa ia meminta kepada sang juragan untuk mengampirkan Koran edisi esok hari pada saat sang juragan hendak ke lapak yang melewati rumah Arif esok pagi.

          Rejeki Arif hari ini tak seberapa. Namun tak pernah Arif melewatkan rasa syukurnya. Tujuh ribu rupiah adalah rejekinya hari ini. Uang itu akan sepenuhya ia serahkan pada ibunya. Hatinya ikhlas, senang dan bangga ketika ia bisa membantu ayah ibunya mencari tambahan penghasilan untuk hidup mereka bersama-sama.

          Setelah selesai berjualan dan pulang kerumah, Arif tak lantas tidur untuk melunturkan rasa letihnya. Ia segera berganti pakaian dan membantu ayahnya menjahit pukat penangkap ikan milik ayahnya yang telah bolong-bolong termakan usia dan tersangkut oleh benda-benda laut. Tangan-tangan mungil Arif telah terbiasa merajut dan memperbaiki pukat yang memang setiap hari terdapat lubang baru. Sebenarya Arif pun ingin sekali ikut ayahnya melaut untuk menjaring ikan. Namun apa daya, ayahnya tak memberinya ijin. Selain itu ia juga merasa berat jika harus datang terlambat ke sekolah, karena perahu rombongan ayahnya selalu pulang di pagi hari.

          Kemauan Arif untuk terus bersekolah menjadi motivasi untuk ayahnya dan ibunya untuk tak patah semangat memeras keringat dan membanting tulang agar anak kebanggaan mereka bisa bersekolah.

          Di sekolah Arif dikenal sebagai siswa yang sangat pandai dan supel. Ia selalu mendapat peringkat pertama dikelas. Di saat teman-temannya yang lain asik bermain dan hanya memikirkan kesenangan, Arif sudah bekerja keras untuk sedikit membantu ekonomi keluarganya . Namun ia tetap tak meninggalkan kewajibannya sebagai siswa yaitu belajar. Arif selalu bersemangat dan rajin untuk belajar. Sesudah ia membantu orang tuanya, ia selalu meluangkan waktunya disela-sela rasa letihnya seharian. Tak heran ia selalu menjadi juara kelas.

          Usaha tanpa doa ibarat mendayung tanpa sebuah dayung. Semua usaha tak kan berbuah maksimal tanpa diiringi doa. Selain pandai Arif pun juga dikenal sebagai anak yang sholeh. Tak pernah sekali pun ia meninggalkan Sholat yang menjadi kewajibannya sebagai seorang Muslim. Setelah Sholat ia selalu mendoakan orang tuanya, dan pastinya ia berdoa kepada Allah agar cita-citanya tercapai.

          Hobi Arif sendiri adalah bernyanyi. Suaranya sangat merdu. Dengan bernyanyi pula ia bisa mendapat hiburan tak berbayar. Jika sempat sore hari ia biasa bernyanyi di depan rumahnya. Menyenandungkan isi hatinya dihadapan mentari sore yang hendak bersembunyi di hujung pandangan. Tetangga yang mendengar senandung Arif menyebut senandung itu sebagai “NYANYIAN ANAK MENTARI”. Bernyanyi membuat ia jauh lebih bersemangat untuk menyambut hari esok yang penuh dengan tantangan.

          Arif berjanji kepada dirinya sendiri jika ia akan menjadi orang yang sukses dengan usaha yang teriringi doa serta dukungan dari orang tuanya. Arif pun berjanji bahwa ia tak akan berhenti bersenandung .

          Hari demi hari, serta tahun demi tahun ia lewati dengan penuh usaha dan Doa. *12 Thun kemudian* Kini Arif menjadi orang sukses. Ia pun berhasil meraih cita-citanya sebagai pilot. Seorang anak mentari yang tak pernah berhenti bermimpi…..

Jumaat, 28 Jun 2013

SIALNYA ANGKATAN '13

Selamat pagi, selamat hari Sabtu. Pagi ini, ya lumanyan lah, banyak keluahan yang saya dengar pagi ini. Yuhuu hari ini ada pembagian password untuk PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), sedikit super ribet... Memang ribet. Dasar sial udah UN 20 paket, PPDB pun harus kembali membebani kami. Ya Tuhan apa salah kami? Mengapa semua musibah ini menimpa angkatan kami.
Some how i think that this so really hard to do. 3-|

Rabu, 26 Jun 2013

introducing

Hai nama saya Luvia, nama lengkap saya Luvia Hilton saya adalah adik dari aktris hollywood Paris Hilton. *mimpi* *disembur Eyang Subur* *siuman*. Nama lengkap saya yang real Luvia Chrismonita. Luvia kata itu mungkin familiar telinga orang-orang yang mengerti sedikit banyak tentang bahasa Spanyol. Ya, LLUVIA yang berarti hujan. Entah mengapa Ayah saya menganugerahkan nama itu kepada saya. Nama belakang saya pun mungkin cukup sering terdengar kata aslinya. KRISIS MONETER. Ya, memang saya lahir pada tahun 1998, tepatnya di bulan Juni tanggal 5. Mungkin pada saat itu orang tua saya sebenarnya ingin demo atas kebobrokan ekonomi Indonesia pada saat itu. Namun hal itu gagal dikarenakan saya sudah tidak tahan berada di dalam rahim ibu saya yang pada saat itu memang sudah benar-benar sempit. Akhirnya saya memutuskan untuk lahir dan orang tua saya pun mengurungkan niatnya untuk berdemo.

SEKIAN SEJARAH SINGKAT TENTANG SAYA.

tips ya ala kadarnya

TIPS MENJADI NARABLOG YANG BAIK


1.) Rajinlah memposting hal-hal yang sedang UPDATE, dan harus yang positif.
2.) Tidak mudah kesal atau tersinggung apabila ada komentar yang kurang baik.
3.) Jangan teralu sering mengUPDATE hal yang tidak penting. *LO PIKIR INI PESBUK*
4.) Gunakan bahasa yang tidak terlalu baku dalam setiap postingan anda, agar blogger-blogger gahoel paham. *Y4n9 P3nT1N9 n994 K4y49 91Ni*


SELAMAT BERSELANCAR DENGAN BLOG ANDA.
DAN STOP BUDAYA KUDET ALIAS KURANG APDET

Cerpen



Oleh : Luvia Chrismonita
Surat Balasan Untuk Andyna

          Saya pernah memiliki seorang sahabat maya bernama Andyna. Ia berada jauh ditempat yang belum pernah saya datangi. Semua berawal dari perkenalan di sarang si burung biru. Melalui twitterlah kami berdua saling berkicau dengan cerita kami masing-masing. Lambat laun saya semakin mengenalnya. Sekitar dua bulan hubungan kami semakin dekat. Kicauan kami mulai mengarah kearah yang lebih dalam layaknya sahabat karib yang sedang saling curhat. Banyak hal yang membuat kami merasa cocok karena beragam kesamaan. Seperti hobi dan lainnya. Bahkan hal yang kita benci pun sama.

          Awalnya tak pernah terbersit angan-angan untuk meminta alamat lengkap rumah gadis yang sering saya penggil dengan sebutan Dindyn. Sampai pada waktu itu, dia ngeDM  saya dengan kalimat “Semoga besok ngga pada lupa ya Git”. Tentu saja saya bingung dengan apa yang ia maksud dengan kata “BESOK” dan “LUPA”. Memangnya besok ada apa? Dan lupa tentang apa?. Ada dua perasaan yang muncul bersamaan, saya penasaran, tapi saya juga sungkan untuk bertanya, takutnya setelah beberapa lama ini kita kenal ia berpikir kalau saya tidak care dengannya. Yaa apa boleh buat dua perasaan yang awalnya bertengkar didalam otak saya, akhirnya mulai rukun. Dan saya memberanikan diri untuk menanyakan maksud sebenarnya dari direct message yang ia kirimkan pada saya. “Din, maksudnya gimana nih?”. Dan ia pun kembali membalas pesan saya “Oh, ternyata kamu juga lupa”. Hufft saya pun semakin bingung. Ada apa ini sebenarnya?. Saya benar-benar penasaran. Kembali saya kirimkan direct message padanya. “Din aku lupa apa? Memangnya besok ada apa?”.  Dia tak kunjung membalas pesan yang kukirimkan. Mungkin dia marah.

          Iseng-iseng saya membuka time line @Andyna22 , disana banyak tweet-tweet bernada sedih iya kicaukan. Bahkan ada inisial saya disalah satu tweetnya. Tak ingin terlalu merasa bingung dan bersalah, saya menghentikan aksi nge-stalk time line miliknya. Namun tak sengaja saya melihat bio di profilnya yang bertuliskan “♥22011993 “. Oh kini sekarang saya paham apa yang Dindyn maksudkan. Besok adalah tanggal 22 Januari 2008, dan artinya besok adalah ulang tahunnya yang ke 15 tahun. Sempat merasa menyesal, kenapa saya tidak peka dengan apa yang ia tulis di bio profil akun twitternya.

          Kembali saya mengirim direct message ke akun ke @Andyna22. “Din maaf, aku ngga peka dengan maksud pesanmu tadi. Jujur saja aku tidak sadar bahwa yang kamu tuliskan di bio akunmu itu adalah hari dimana kamu dilahirkan.”. Tak lama setelah pesan saya untuknya terkirim, ia pun membalasnya. “Akhirnya kamu ingat, hmm gak apa-apa ko Gita, kita kan sahabat. Aku ngga bakal marah ko.”. Akhirnya batin ini pun lega dan sudah tidak penasaran lagi. Saya ingin sekali memberinya kado dihari ulang tahunnya besok. Dengan yakin saya meminta alamat lengkap dimana ia tinggal. Dan akhirnya saya pun tahu kemana kado dari saya akan saya kirim. Hmm ke Jln. Kampung Muara Bahari, no. 9, RT : 2, RW : 3, Kelurahan Muncar, Tanjung Priuk, Jakarta Utara.

          Malamnya sekitar pukul 12 malam lewat saya mengirim pesan untuknya lagi. Sekedar ingin mengucapkan Wilujeng tepang taun padanya. Ia segera membalas pesanku. Padahal saya pikir ia sudah terlelap dalam tidurnya malam ini. Mungkin pada saat itu ia sangat bahagia. Saya pun turut larut dalam bahagia yang Dindyn rasakan dini hari itu.

          Sayang rasa kantuk pun tak bisa tertahankan. Sebenarnya saya masih ingin berbincang dengan sahabat jauh saya itu. Tapi ya, apa mau dikata. Saya rasa mata saya sudah tidak kuat lagi untuk terjaga. Saya yakin Andyna pun memahami itu.

          Esok paginya saya bangun dengan penuh semangat dan keceriaan. Ingin saya langsung saja bergegas membeli sebuah kado sederhana untuk Dindyn yang hari ini sedang berulang tahun. Tapi rasanya tidak mungkin. Sebelum membeli kado, saya harus menyiapkan diri saya terlebih dahulu dengan mandi, dan lain sebagainya. Usai saya bersiap, tentu saja saya langsung berangkat untuk membeli kado yang tepat untuk Dindyn sahabat saya.

          Setelah lama saya mencari dan memilih, akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada sebuah buku harian bergembok bergambar dua ekor beruang yang sangat lucu. Saya berharap Andyna akan senang menerimanya. Tanpa banyak pikir segera saya membeli buku harian bergembok itu dan membungkusnya dirumah.


          Sesampainya saya dirumah segera saya bungkus buku bergembok itu sedemikian rupa sehingga akan terlihat lebih cantik, *niat saya*. Namun sebaliknya kado saya terlihat seperti seonggok sampah. Padahal bakat yang saya miliki telah saya keluarkan seluruhnya.

          Bungkusan kado yang berisi buku bergembok itu akan saya kirim sorenya. *mungkin saya harus membungkusnya ulang*.  Saya sangat berharap buku bergembok itu akan menjadi tempat curahan hati Dindyn. Karena saya tahu Dindyn amat suka menulis cerita-cerita tentang dirinya sendiri.

          Saya torehkan tinta dari pena saya pada selembar kertas pengiring kado yang akan saya berikan pada Dindyn. Pada selembar kertas itu saya menulis Ucapan selamat ulang tahun dan doa sederhana untuknya. Di bagian bawah surat yang akan saya masukkan dalam kado yang akan saya bungkus ulang itu saya tuliskan “soryy kadonya agak telat, ya maklum TIKI Tak lupa saya menuliskan pula alamat rumah Dindyn. Dan saya berharap kado ini tidak nyasar.

*OTW kantor pos*

          *lalalalala*
          Di sela-sela menunggu proses penimbangan dan blablabla, saya menyempatkan diri untuk membuka twitter melalui blackberry saya. Wuhuu ternyata ada direct message dari @Andyna22 . “Gita, hari ini aku dapat banyak ucapan, doa, dank ado dari orang-orang yang aku sayang. Aku sangat senang Git.”. Entah kenapa saya pun turut senang membacanya. “ciiee..ciee”. Tak lama ada DM lagi darinya. “Ternyata mereka semua tidak lupa Git.”. Saya membalasnya dengan yakin. “Tentu saja Din, tidak mungkin mereka melupakan hari ulang tahunmu”. Andyna membalas. “Git, kamu tahu ngga? Kamu loh yang pertama ngucapin selamat ulang tahun ke aku. Aku sayang banget Git sama kamu”. Saya tidak menyangka Andyna mengucapkan AKU SAYANG BANGET Git SAMA KAMU. So sweet. Tentu saja aku sangat ingin membalasnya. “I love you too Din. Although we are far away, but we’ll still be friends.”. Ia kembali membalas. “I really want to meet you, see your face, and hug you. Hopefully destiny on our side, so we can meet.”. Jujur saya tidak terlalu paham. Kemampuannya berbahasa kompeninya lebih hebat dibandingkan kemampuan saya.

          Tak lama, pak pos menghampiri saya dan mengatakan bahwa proses sudah selesai. Saya pun membayar biaya pengirimannya dan bergegas pulang. Semoga saja paketan kado itu cepat sampai dan TIDAK NYASAR.
          *Tiga hari kemudian.*
Pagi sekitar pukul delapan empat puluh lima, ada seseorang berseragam oranye menghentikan motornya dihalaman rumah saya. Apa mungkin beliau petugas pemadam kebakaran?. Tapi kenapa ia membawa surat. Oo ternyata beliau petugas POS yang mengantarkan surat untuk saya. Ternyata surat itu dari Andyna. Itu artinya paketan saya tidak telat sampai. Tentu saya sangat senang. Sayang sekali saya belum bisa membalas surat dari Andyna itu, karena saya sedang mengemasi barang-barang saya yang akan saya bawa pergi merantau menimba ilmu di pulau seberang. Malam ini saya berangkat bersama Ayah dan Ibu saya dari Tulungagung ke pulau Sulawesi tepatnya Manado, Sulawesi Utara. Dan pasti siang dan sorenya saya sangat sibuk.

Surat dari Dindyn pun saya siapkan dimeja yang ada di kamar saya. Saya berniat membawanya pergi merantau ke pulau seberang.

Sore menjelang malam saya berangkat dari Tulungagung tercinta menuju pakiran dan landasan pacu si capung besar. Sesampainya di Bandara, barulah saya ingat bahwa surat dari Dindyn tertinggal di meja yang ada di kamar saya. Tak mungkin jika saya mengajak Ayah dan Ibu kembali ke rumah hanya untuk sekedar mengambil sepucuk surat yang lupa aku bawa. Menyesal, pasti. Di saat yang sama ternyata twitter saya pun kena wabah suspend dan alamat Dindyn masih berada pada folder DM twitter saya @GitaAyana yang kini sudah tidak bisa dibuka, sedih rasanya.

Di Bandara saya hanya bisa menangis terisak. Berpikir, apakah ini akhir dari persahabatan kami?.  Pasti Dindyn pun kecewa karena saya tak membalas suratnya. Jangankan membalas, saya bahkan belum sempat membacanya.

Sesampainya saya di rumah Ayah dan Ibu di Manado, saya mencoba membuat akun twitter baru (@GitaAyana2) dan mencoba pula memfollow twitter Dindyn. Aku tak mengerti mengapa saat saya mengetikkan “@Andyna22” tidak ada satu result pun yang muncul, apakah usernamenya tdiganti?. Oh Tuhan mengapa dewi fortuna enggan mendekat pada saya. Saya menyerah, saya putus asa. Saya rasa saya harus melupakan Andyna, dan mengahpus semua khayalan yang tak mungkin bisa terwujud.

Saya mulai bangkit melanjutkan hidup saya. Dan kini saya sudah mulai sekolah di SMAN 1 Amurang sebagai siswi kelas 10 yang baru saja melaksanakan kegiatan MOS. Saya berusaha merajut masa-masa indah lain bersama teman-teman saya di sekolah saya ini. Dan berhasil. Saya berhasil sedikit demi sedikit melupakan Dindyn.

Tiga tahun pun berlalu cepat dan indah. Saya sudah lulus SMA. Kini saya berniat untuk pulang ke Tanah Jawa, karena saya ingin melanjutkan kuliah di salah satu Universitas di Jawa Timur.

Rindu kampung halaman, ya sudah barang tentu saya rasakan. Ingin kembali merasakan suasana tenang di Tulungagung tercinta. Semua surat-surat dan barang-barang sudah kami kemas untuk kepindahan saya, Ayah dan Ibu. Saya mersa sudah tidak sabar lagi untuk kembali tinggal di Tulungagung. Meskipun saya juga merasa berat meninggalkan Manado yang keren ini.

20 Agustus 2011 saya berangkat, atau lebih tepatnya pulang ke kampung halaman saya di Tulungagung. Perjalanan paling lambat satu hari.  Di dua sisi yang berbeda saya juga merasakan perasaan yang berbeda pula. Senang dan sedih. Tapi ya memang ini lah kehidupan. Tidak akan sempurna jika tidak ada dua sisi yang berlawanan arah, saling menlak seperti dua kutub magnet yang sama.

Sampai di Tulungagung saya tak langsung pulang ke rumah lama saya, namun saya mampir ke toko kelontong milik tetangga saya untuk sekedar membeli permen lilipop dan menyampaikan salam kangen. Sementara Ayah dan Ibu langsung pulang untuk menaruh barang-barang dan membersihkan rumah yang kita tinggalkan selama tiga tahun.

          Setelah menyempatkan diri untuk membeli lollipop, saya bergegas pulang, sebelum masuk rumah, tak lupa saya mengucap salam. Lalu saya dengan girang berteriak-teriak di dalam rumah. Kemudian saya masuk ke dalam kamar saya yang telah lama tak terpakai. Masih dalam keadaan yang sama. Dan saya sangat menyukainya. Terus memandang dengan seksama segala seluk beluk kamar tidur saya dulu.


          Dan saya teringat pada satu benda……                                      Surat dari Dindyn sahabat maya saya. Saya melihatnya. Tepat di depan saya. Di atas meja. Tak sadar eluh mulai mengalir menuju hilir pipi. Surat usang dari sahabat maya. Mulai saya buka surat itu dengan keadaan tangan bergetar. Saya membacanya sambil terisak.
******
Inilah ternyata isi surat dari Andyna.
                                                                                       Jakarta, 25 Juni 2008
Assalamuallaikum. Wr. Wb.
Hai Gita !!
Gita, terimakasih atas kado ulang tahun yang kamu berikan padaku, aku sangat menyukainya. Buku hariannya akan aku pakai Git. Dan walaupun tiap-tiap halamannya kelak akan penuh dengan cerita yang aku tuangkan melalui tinta pena oleh tanganku, aku akan menyimpannya. Aku janji aku akan menyimpannya dengan baik. Karena aku sayang banget sama kamu. Git, segni dulu ya suratku kali ini. Aku berharap kamu akan membalasnya.                                                                                                                                              Andyna Alifia Zahra
          Saya menangis. Saya sedih karena telah membuat Andyna kecewa. Tanpa banyak pikir saya segera mengambil secarik kertas beserta pena dan segera membeli amplop surat. Saya menuliskan Surat Balasan Untuk Andyna.



                                                                   Tulungagung, 21 Agustus 2011
Assalamuallaikum. Wr. Wb.
Hai juga Dindyn !!
Maafkan aku baru sempat membalas suratmu. Maafkan aku, baru bisa membaca suratmu hari ini pula. Din, waktu suratmu sampai ke rumahku, waktu itu pula aku akan pergi merantau ke tanah Sulawesi untuk bersekolah. Sekarang aku sudah lulus Din, dan sekarang aku juga sudah pulang. Din apakah kamu berpikir hal yang sama denganku? Bahwa ini takdir. Surat ini tiga tahun berada dikamarku karena aku lupa membawanya..
Aku tahu kalau saat ini kamu masih kecewa denganku, tapi aku tahu pula kalau saat ini kamu masih sayang denganku. Dan aku sangat bahagia bisa mengenalmu walau hanya sebatas lewat cara seperti ini.
Din sekarang akun twitter @GitaAyana sudah tidak aku pakai lagi karena kena suspend. Sekarang aku punya akun baru Din @GitaAyana2, sewaktu aku ingin memfollow twittermu aku tidak menemukan satu result pun Din. Aku pikir kamu mengubah usernamemu. Saat itu aku sangat sedih. Kalau bisa aku ingin kembali seperti dulu. Saling berkicau tentang cerita kita masing-masing sama kamu di twitter. Aku sayang kamu Din….. bye!!
                                                                                      Gita Ayana Azafika
          Saat itu saya bergegas menuju kantor pos sambil tetap menangis terisak haru. Tanpa pamit saya berlari sekencang mungkin. Saya menginginkan agar surat ini cepat sampai ke rumah Dindyn. Saya memilih pengantaran kilat, meskipun saya tahu biayanya sedikit lebih mahal. Ini demi sebuah persahabatan.
          Kata pak Pos, surat ini akan sampai besok pagi. Pak Pos sudah berjanji akan hal itu. Saya pun mulai tenang. Saya berharap pula dapat segera menerima balasan dari sahabat mayaku itu.

*satu minggu kemudian*
          Seperti pada waktu saya hendak berangkat ke Manado tiga tahun yang lalu, ada seorang pria berbaju oranye yang menghentikan motornya di halaman rumah saya. “Pak Pooossssss., itu surat untukku kah? Kenapa ada paketnya juga?”. Pak Pos pun menjawab “Ini untuk Gita Ayana”. Saya pun sangat bersemangat untuk membacanya dan tak mau lagi menundanya. “Mana pak? Saya Gita Ayana. Itu surat dari Jakarta kan?” Tanya saya penuh semangat. Pak Pos pun menjawab. “Oo, benar ini dari Jakarta, silakan ini surat dan paketnya, dan mohon tanda tangan disini”. Segera saya torehkan goresan tangan saya di kertas milik Pak Pos itu.
          Pertama yang saya buka adalah paketan itu, saya penasaran sekali apa isinya……….
          Dan ternyata isinya adalah buku harian Andyna, buku harian bergembok lengkap dengan kuncinya yang pernah saya berikan padanya sebagai kado ulang tahunnya. Saya bingung apa maksudnya. Kenapa buku ini dikembalikan? Bukannya ia pernah mengatakan bahwa akan menyimpan buku ini selamanya? Apakah kini ia membenci saya?
          Perlahan mulai saya buka amplop surat balasan dari Andyna itu. Saya baca surat itu dengan seksama kata demi kata yang tertulis pada sepucuk surat itu. Begitu saya membacanya, rasanya seperti tersambar petir disiang bolong.

                                                                             Jakarta, 28 Agustus 2011
Kepada : Gita Ayana
Assalamuallaikum. Wr. Wb.
Mohon maaf sebelumnya. Orang yang membalas surat Dik Gita bukan Andyna melainkan Bundanya. Andyna sudah meninggal tiga tahun yang lalu dikarenakan sakit kanker cebrum. Andyna menitipkan pesan pada saya, jika Dik Gita membalas surat Andyna, saya harus menyampaikan hal ini pada Dik Gita. Andyna sangat menyayangi Dik Gita, karena menurut Andyna, Dik Gita adalah sahabat terbaiknya. Andyna juga menitipkan buku harian kado dari Dik Gita untuk dikembalikan  pada Dik Gita. Sekian surat balasan ini.

                                                                                                Nurma Sulastri

          Rasanya seperti dicekik. Seakan tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut. Hanya eluh yang berbicara menceritakan kepada keadaan bagaimana perasaan hancur yang saya rasakan.
          Saya mencoba menulis pada secarik kertas sebagai Surat Balasan untuk titipan pesan Andyna. Surat balasan kali ini hanya tertuliskan.

“Andyna aku sayang kamu. Aku dan kamu akan menjadi sahabat selamanya, Din jangan lupa baca surat singkatku ini ya, meski kamu sekarang sudah tak berada di dunia, namun aku yakin diatas sana kamu bisa membaca tulisanku ini.”
*****
TAMAT…..